Ice cream is kinda love too
![]() |
| Pict by Pin Edit by senandika hujan |
Tanganku memegang pagar besi dingin, memisahkan antara duniaku yang sedang runtuh dan neraka yang bergemuruh. Di bawah sana berjarak 7 meter dari tanah, neraka itu memanggilku
"Semua akan selesai ketika kamu lompat dari sana." bisikannya menarik tubuhku menuju gravitasinya yang tidak dapat terelakkan. Seakan terkena sihir hitam, pegangan pada besi itu semakin mengerat dan kakiku tak ragu melangkah maju.
"Tidak ada bedanya antara duniaku yang runtuh dengan neraka yang bergemuruh itu, di duniaku luka itu selamanya tidak akan pernah sembuh, tapi di bawah sana mungkin semuanya akan berhenti dan selesai. Yah pilihan kedua memang layak dipilih."
Kakiku maju satu langkah mendekati neraka itu, suaranya kian bergemuruh siap menjemputku. Ku beranikan diri memanjat pagar besi itu. Supaya urusan ini cepat selesai dan tidak ada penghalang lagi.
Satu langkah berhasil, kini tinggal bergerak maju sedikit dan tamatlah sudah duniaku yang hancur dan tidak ingin kurasakan lagi pahitnnya. "Selamar tinggal, hidupku yang payah."
Satu, dua, dan ti ...
Cling ... muncul sebuah iklan bergambar ice cream terpampang jelas di videotron yang terletak di depan gedung tempatku berdiri, cahayanya menyilaukan mataku. Videotron itu menampilkan sepotong ice cream rasa taro yang berlapiskan coklat lumer yang crunchy ketika dimakan. Ice cream itu sering kumakan ketika semuanya tampak begitu pelik dan kini aku menatap langit yang sama yang menemaniku memakan ice cream itu.
Tapi kali ini aku tidak sedang memakan ice cream, kali ini aku sedang melarikan diri. Padahal hari ini begitu pekat gelapnya seharusnya aku memakan lebih banyak ice cream dan menatap langit malam yang selalu menemaniku, tapi aku malah memilih pergi melarikan diri ke neraka dalam pikiranku selagi menikam diriku sendiri dengan pisau yang kubuat sendiri.
Seharusnya aku sadar bahwa aku tetap bisa meneruskan langkahku setelah memakan satu es krim, aku hanya butuh satu es krim untuk melanjutkan langkah ini bukannya memilih membubuhkan tanda titik.
"Ya, kegelapan ini begitu pekat, aku hanya butuh lebih banyak es krim bukan malah memegang pagar besi dingin itu."
Aku mundur kembali ke tempatku berada. Suara kecewa dari neraka itu terdengar samar. Aku berlari sekencang mungkin menuju supermarket terdekat, acuh saat neraka itu memanggilku dengan putus asa. Supermarket sudah di depan mata, aku mulai merogoh kocek dan membayar sebuah ramuan penghidup jiwaku, rasa taro ini sungguh ampuh mengusir kegelapan ini dan langit malam yang penuh bintang itu sedang menatapku sambil tersenyum,
"Selamat datang kembali, Ice cream is kinda love too."
.png)

.png)

.jpg)

Sedih bgt, untungnya ada ice cream😭
BalasHapus