Allah tidak pernah membenci dan meninggalkan (mu) : Tafsir Surah Ad-Dhuha (Ust. Quraish Shihab)
Tak kutemui obat semanjur Al-Qur'an dalam mengobati hati yang sedang sakit, maka kamu akan menemui jawaban yang selama ini kamu cari dan perlahan ketenangan akan tumbuh subur dalam hatimu ketika bersama Al-Qur'an.
Kali ini aku menulis tentang kebersamaan bersama Al-Quran dan mencoba mencari keajaibannya yang selalu membuatku takjub.
Ad-Dhuha (Waktu Dhuha)
Waktu Dhuha adalah saat matahari bersinar dengan lembut, sehingga cahayanya membuat nyaman. Dalam waktu dhuha juga sinar matahari sangat bermanfaat untuk kesehatan.
Surat Ad-Dhuha membicarakan tentang anugerah Allah kepada nabi Muhammad sambil menanamkan optimisme.
Jadi turunnya surah ini untuk menghibur nabi muhammad SAW yang sedang gelisah karena menunggu datangnya wahyu yang dibawa oleh malaikat Jibril. Ada yang mengatakan bahwa nabi menunggu selama 10 hari / 40 hari. Sehingga kegelisahan itu diketahui sebagian masyarakat yang kemudian mengolok-ngolok nabi "Ouh... Nabi Muhammad sedang ditinggalkan Tuhannya." (kurang lebih seperti itu)
Ayat 1 dan 2:
Mengapa Allah memilih kata Dhuha dan malam??? (Ada yang tau...)
Kedatangan wahyu bisa diibaratkan dengan cahaya yang nyaman yang terjadi pada waktu dhuha, sedangkan ketidakhadiran wahyu diibaratkan malam yang gelap gulita. Akan tetapi dibalik itu ini poin pentingnya, Bukankah setelah gelap maka akan timbul terang??? Malam ada sebagai bukti bahwa akan adanya fajar, seperti itu juga Allah mengibaratkan keadaan nabi Muhammad SAW
Ayat 3 (Ayat favorite semua orang):
Tuhan tidak pernah sangat membenci siapapun, boleh jadi Dia murka, tapi tidak pernah sampai membenci. Masyaa Allah betapa maha baiknya Allah, sebesar apapun dosa kita, Dia selalu memaafkan tidak pernah membenci.
Salah satu part yang paling kusuka dalam pembahasan ini yaitu ketika Ust Quraish Shihab berkata "Agama mengajarkan, kalau kamu mencintai seseorang, maka sisakan sedikit ruang dalam hatimu untuk dibenci, sebab suatu ketika bisa jadi orang yang kamu cintai membencimu." Hal ini mengajarakan kita untuk selalu menerima segala sesuatu ketika kita mencintai seseorang sekalipun itu adalah kebencian, karena semua manusia itu tidak sempurna, jika kita mencintai pelangi maka kita juga harus menerima segala badai, hujan, dan petirnya juga, bukankah begitu? Jika kita menyisakan sedikit ruang untuk dibenci, itu berarti kita memang benar-benar siap untuk menanggung resiko dari mencintai.
Lanjut...
Tuhanmu tidak pernah meninggalkanmu, boleh jadi orang lain meninggalkanmu, tapi Tuhan tidak pernah melakukan itu, Ia bersamamu selalu. Dalam setiap momen kehidupan, saat kesedihan memeluk erat dirimu, saat kamu berpikir bahwa kamu sendirian di dunia ini, saat rasa senang datang kepadamu, pada saat itu juga Allah tidak pernah meninggalkanmu, selalu bersamamu.
Ayat 4 & 5:
Pada masa depan ada hal baik yang menunggumu daripada masa lalumu (berita gembira untuk nabi Muhammad SAW)
Ayat 6, 7, 8 :
"Bisa Jadi orang yang sedikit hartanya lebih kaya dari milioner karena dia merasa cukup atas hartanya." (Ust. Quraish Shihab)
Ayat 9, 10, 11:
Pada ketiga ayat ini ada 3 tuntutan
1. Kepada anak yatim jangan sewenang-wenang
2. Kepada peminta jangan menghardik
3. Kepada nikmat Allah sampaikanlah
2 yang pertama adalah untuk manusia dan yang terakhir untuk Allah, ini berarti dahulukan kemanusiaan daripada keberagamaan.
Hak Allah dasarnya toleransi, hak manusia dasarnya tuntutan. Itulah mengapa jika kita meminta maaf kepada Allah, maka sebesar apapun kesalahan kita Allah akan maafkan, belum tentu jika kita melakukan hal yang sama kepada manusia.
Tulisan ini saya tulis setelah melihat tafsir Ad-Dhuha oleh Ust Quraish Shihab, semoga bermanfaat.













.png)
.jpg)

Komentar
Posting Komentar