Aroma Buku Itu, Menjemputku
![]() |
| Pict by Pinterest Edit by Senandika Hujan |
Pertama kali aku bertemu buku itu, di rak sebuah perpustakaan 6 tahun lalu. Buku itu pucat, tebal, tidak menarik sama sekali. Dulu aku sering menghabiskan waktu istirahat, merogoh kocek bukan untuk membeli pentol, tapi untuk kenikmatan yang hakiki, berpetualang menuju dunia lain. Membaca buku di perpustakaan.
Ku pandangi lamat-lamat rak besar berisi banyak buku, aku ajak berkenalan semuanya satu per satu. Lalu tiba giliran buku itu. Tampak tebal, sampulnya putih, pucat pasi seperti wajah orang kena anemia. Aku mencoba membaca Judul buku itu, bermaksud mengajaknya berkenalan. Sambil mengernyitkan dahi, jujur itu pertama kalinya aku menemukan buku dengan judul yang sulit untuk dibaca. Aku membalik buku itu, terpampang lah sampul belakang berisi sinopsis "Let's go, kita baca mantra apa yang dikeluarkan buku ini untuk memikat hatiku." Dan setelah kubaca sampai selesai, hasilnya nihil. Buku itu berisi cerita sejarah. Cerita tentang sejarah selalu menyedot habis semangatku untuk membaca, membosankan. Maklum umur belasan, remaja yang sedang dipenuhi rasa penasaran yang tak surut sering menginginkan bacaan yang menghibur dan mudah untuk dipahami.
Lalu, 6 tahun kemudian buku itu menemuiku lagi. Dari sudut pandang yang berbeda dari remaja umur belasan, buku itu menemuiku tepat pada waktunya, ketika aku siap. Sebelum mulai mengupas lapis demi lapis buku ini, aku izin berterima kasih kepada temanku yang telah mengizinkan aku berpetualang bebas dengan meminjamkan buku itu kepadaku. Karenanya juga pertemuan dengan buku itu terjadi lagi, ketika rasa penasaranku memenuhi diriku ketika melihatnya membaca, aku merasakan aroma dari buku itu menjemputku. Tergugah hati untuk memeluknya erat dan menyelaminya.
Ku balik lembar demi lembar awal buku itu, semakin ku baca semakin terjerembab aku jatuh dalam-dalam. Dengan menggabungkan unsur sejarah, mitologi dan ramuan paling kuat yaitu tentang aroma, buku ini berhasil membuatku jatuh cinta. Mengubah sudut pandangku tentang cerita sejarah membosankan menjadi "Cerita sejarah ternyata bisa semenakjubkan ini." Kak Dee dengan riset gila-gilaannya sukses besar dengan menuliskan novel ini "Aroma Karsa".
| Pict by Pinterest |
Sepanjang waktu menyelami maha karya ini, ternyata jumlah halaman yang dulu membuatku bergidik karena jumlahnya yang setebal kamus, kini menjadi candu dan kurang banyak menurutku. Akhir yang dibuat bertanya-tanya terus menggerus rasa penasaranku untuk menagih kelanjutannya. Tapi resolusi dari novel ini dikemas sangat mulus dan tertata. Sehingga sudah cukup untuk memberinya label "Tamat". Nilai plus lagi yang kutebak menjadi alasan kenapa buku ini memenangkan penghargaan dari IKAPI tahun 2018 adalah kombinasi yang menarik antara mitologi, fantasi dan sejarahnya. Diracik dengan ukuran yang sempurna, siapa sangka petualangan fantasi yang melibatkan mitologi tentang kerajaan zaman dahulu yang ada di Indonesia bisa dihadirkan dan dibalut dalam tempat nyata di Indonesia. Gunung Lawu.
Kerennya lagi, yang membuatku takjub adalah sudut pandang dalam novel ini mengambil penggambaran yang jarang digunakan dalam kiprah kepenulisan karena sukar diuraikan dengan kata. Dalam novel ini aku mendapat ilmu baru, ternyata setiap benda di kehidupan ini mengeluarkan bau. Aku baru tau kalau mayat manusia punya bau seperti ada bau buah-buahan mirip nanas atau apel. Kerennya lagi Kak Dee sangat teliti menggambarkannya lewat nama-nama ilmiahnya, seperti hidrogen sulfida (telur ayam busuk), cis-3-heksenal, etanal, toluena, aseton, benzena (karakter bau: rumput, manis, pahang alkohol).
Yuk tunggu apalagi, mari selami petualangan Jati dan Suma dalam novel ajaib "Aroma Karsa", recommended untuk umur 18 tahun keatas. Sampai jumpa lagi di review selanjutnya 😍. Yuk share pengalaman kalian berpetualang bersama buku atau novel kesukaan kalian, di kolom komentar ya...
.png)


.jpg)

Ternyata sesuatu bakal menarik ketika kita siap menerimanya ya😌
BalasHapusBetul, hati kita siap memeluknya sempurna
Hapus🤍✨
BalasHapus